Sabtu, 14 Maret 2009

Efesus

Si kembar
Efesus 1 : 7-9

Di sebuah desa lahir sepasang bayi kembar, dion dan doni. Bayi itu makin lama bertumbuh menjadi pemuda dewasa. Doni seorang yang baik, selalu patuh kepada orang tuanya, rajin belajar sehingga ia bisa menjadi seorang pengacara ternama. Sedangkan Dion seorang yang pemalas, pemabuk, suka berkelahi sehingga ia menjadi seorang penjahat ulung. Sudah berkali-kali Dion masuk penjara tetapi sang kakak Doni selalu berhasil mengeluarkannya dari penjara. Suatu kali, Dion tertangkap lagi karena melakukan kejahatan dengan perampokan bank dan pembunuhan dan akhirnya dionpun dijatuhi hukuman mati.
"Doni, apa gunanya kamu sebagai kakak dan pengacara ternama, tapi kamu tidak bisa mengeluarkan aku dari penjara ini. mana buktinya katanya mengasihiku ????"
Jawab sang kakak ," aku datang kesini karena aku mengasihimu, gantilah bajumu dengan bajuku, dan aku akan menggantikan posisimu disini, dan engkau bebas melakukan apa saja di luar sana!!!"

Keesokan hari, saat dion terbangun dan menghirup udara pagi yang indah, terdengarlah berita bahwa penjahat ulung Dion telah dihukum mati kemarin malam. Dionpun tersentak kaget dan menangis, karena begitu kasihnya doni sebagai kakaknya sehingga dia rela menggantikan posisi sebagai terpidana mati.

Demikianlah karena kasih karunia Allah yang telah diberikan kepada kita dan oleh darahNya, kita beroleh penebusan yaitu pengampunan dosa, sehingga kita menjadi selamat.


Sang Pemahat ternama
Efesus 2 : 10

Alkisah seorang pemahat ternama, hidupnya hanya seorang diri tanpa ada keluarganya. Menjelang masa tuanya sang pemahat tsb ingin membuat sebuah patung yang menyerupainya. 1 jam . . 1 hari . . 1 minggu . . patung itu dibuat dengan kelembutan dan ketekunan sehingga akhirnya menghasilkan patung yang memang sangat mirip dengan wajahnya. Sang pemahat tersenyum puas melihat hasil karyanya dan menamai patung tsb pino.
Suatu malam, disaat pemahat itu sedang tidur, terjadilah sesuatu hal yang ajaib patung itu menjadi hidup.
" papa . . papa, ini aku pino ." sang pemahat itu terbangun dan kaget melihat patung ayng telah dibuatnya menjadi hidup. " papa . . ini aku pino" sang pemahat masih ragu-ragu ," kamukah pino . .patung yang telah aku buat???" jawab pino ,"ya ini aku pino, aku sekarang akan menemani papa, dan aku janji selalu patuh kepada papa, selalu mengerjakan hal-hal yang baik buat papa."

Demikianlah kita ini buatan atau ciptaan Allah yang paling sempurna, dan untuk selalu melakukan perkerjaan atau perbuatan yang baik serta tetap hidup didalamNya.



Sebuah rumah kayu
Efesus 2 : 19-22

Sepasang sahabat aldi dan koko, mereka selalu rajin bekerja untuk mencari kayu di hutan. Suatu saat mereka bersepakat untuk membuat sebuah rumah kayu ditengah hutan itu. rumah kayu itu akan digunakan sebagai tempat beristrirahat dan berteduh. Dengan tekun, rajin dan penuh semangat mereka mulai mengumpulkan kayu dan bekerjasama untuk menyelesaikan pembuatan rumah kayu. Alhasil rumah kayupun jadi.
Seperti kayu-kayu yang disatukan sehingga menghasilkan sebuah rumah yang dibangun di tengah hutan sebagai tempat berteduh, demikianlah kita adalah anggota- anggota keluarga Allah yang dipersatukan dan dibangun diatas batu penjuru yaitu Kristus ( batu penjuru: sebagai batu yang dengannya sang arsitek menentukan letak bangunan seluruhnya ) sebagai suatu bait Allah atau tempat kediaman Allah.
Jadi sebagai anggota keluarga Allah yang juga dipersatukan di tempat kediaman Allah kita harus saling mengasihi, membantu, menasehati, sehingga kasih Allah akan nyata dan dipermuliakan.


Berbeda tapi tetap satu
Efesus 4:2-6

"ma . . kemarin sekolah mingguku mengadakan kunjungan ke panti asuhan. . . . dan ternyata sesampai disana kami juga bertemu dengan teman-teman dari sekolah minggu gereja lain." cerita ria kepada mamanya "wah bagus itu. . lalu apa yang kalian lakukan disana ???"
"kami sama-sama mendengarkan firman Tuhan, bermain . . pokoknya seru deh . . .tapi ma . .kenapa mereka cara berdoa memuji Tuhan lain dengan kita ????"
jawab mamanya,"iya walau mereka berbeda tapi yang pasti mereka sama-sama tetap berdoa dan memuji nama YESUS kan???"

Jadi walaupun kita dari gereja yang berbeda-beda dengan cara beribadah berbeda tapi kita tetap satu
di dalam Kristus Yesus.



Jangan Ngambek !!!!
Efesus 4 : 26-27

Tika adalah anak yang bandel, suka melawan mamanya.
Suatu hari, tika merasa jengkel kepada mamanya karena tidak diperbolehkan lagi main plyastation. Tika ngambek . . dan seharian berada di kamarnya. lalu Tika menulis sepucuk surat buat mama dan meletakannya di atas tempat tidur mamanya , "Ma . . besok jangan lupa bangunin jam 06.00 supaya tika gak terlambat lagi!!!" sang mamapun membaca surat itu lalu tersenyum dan menuliskan sepucuk surat buat Tika, " anakku sayang . . . bangun ini sudah jam 06.00 . . nanti kamu terlambat lagi !!!!"
dan saat Tika terbangun, tika tersentak kaget sambil melihat jam yang menunjukan jam 06.30 ," mama . . mama . . kenapa tidak bangunin Tika jam 06.00 . . Tika kan jadi terlambat lagi."
Jawab sang mama ," mama sydah bangunin kamu . . coba lihat surat dari mama di meja belajarmu!!!"
setelah Tika membaca surat dari mamanya, tika merasa malu lalu meminta maaf atas sikapnya yang suka ngambek.

Apabila kamu marah, janganlah kamu berbuat dosa, janganlah marahmu hingga matahari terbenam , karena itu semua akan merugikan diri kita sendiri.



Penyesalan sang profesor
Efesus 5 : 15-17

Ada seorang profesor ternama, profesor tsb sudah sangat tua dan sudah tidak dapat melakukan pekerjaannya lagi dengan baik . profesor itu suka menyendiri, duduk dan merenungi nasibnya.
"andaikata aku bisa membuat waktu kembali . . . aku akan menggunakan kepandaianku untuk menghasilkan sesuatu yang baik seperti membuat obat untuk menolong semua orang. . . . tapi aku menyesal dan kecewa kenapa kepandaianku aku gunakan untuk membuat racun, obat palsu . . "

Sebagai anak-anak Tuhan kita harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dan untuk hal yang baik juga misalnya , kita harus rajin belajar, rajin ke sekolah minggu, rajin membaca firman Tuhan dll agar kita nanti bisa menjadi anak yang berguna bagi sekitarnya, orangtua, gereja.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar